Viagra Usa - Tidak banyak yang tahu bahwa Viagra pada awalnya di disain sebagai obat darah tinggi dan serangan jantung. Ereksi penis justru sebenarnya adalah “efek samping yang menyenangkan”.
Pekerjaan mendisain sildenafil, atau lebih dikenal dengan nama Viagra, sudah dimulai sejak tahun 1985 oleh para ilmuwan yang bekerja di pabrik farmazi Pfizer di Kent, Inggris. Tujuan awalnya adalah untuk mendisain obat anti-darah tinggi and juga anti-angina pectoris (sakit di bagian dada disebabkan oleh macetnya aliran darah ke jantung).
Di tahun 1989, setelah empat tahun mengutak-atik ratusan ribu senyawa kimia, para ilmuwan Pfizer menemukan senyawa nomer 92480 (diberi kode UK-92480) yang menunjukkan potensi lebih baik ketimbang zaprinast, obat anti-darah tinggi yang sudah lama beredar.
Girang bukan kepalang oleh penemuan tersebut, para ilmuwan Pfizer kemudian memutuskan untuk menguji senyawa UK-92480 langsung kepada pasien darah tinggi dan penyakit jantung. Uji klinik pertama diadakan di rumah sakit Morriston, Swansea.
Hasilnya? Mengecewakan. Dr. Simon Campbell, salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penemuan Viagra mengenang saat-saat menyedihkan itu dalam kuliah umum Bayer Lecture tahun 2000:
“…kami kecewa ketika hasil uji klinik sildenafil pada pasien penderita jantung koroner tidak sesuai harapan kami. Tetapi, ketimbang larut ditelan kesedihan, kami memutuskan untuk melanjutkan tempo pemberian obat kepada pasien sampai batas maksimum 10 hari dengan dosis berganda, dengan harapan khasiat obat ini akan terlihat. Akhirnya, berbagai macam efek samping mulai terlihat, seperti sakit otot dan kepala, gangguan pencernaan, dan peningkatan ereksi penis.”
Ketika dokter meminta para pasien untuk mengembalikan obat yang tidak habis diminum, para pasien lelaki dengan tegas menolak mengembalikannya.
Kontan, Pfizer melihat hal ini sebagai blessing in disguise (keberuntungan di tengah kemalangan). Tanpa ragu Pfizer mengubah tujuan sildenafil dari obat penyakit jantung menjadi obat disfungsi ereksi. Viagra dipatenkan pada tahun 1996, dan dua tahun kemudian Badan Administrasi Obat dan Makanan Amerika (FDA) meloloskan Viagra sebagai obat untuk disfungsi ereksi.
Pfizer meraup keuntungan besar dari penjualan Viagra, dalam dua tahun pertama (1999-2001) Viagra memberikan profit sebanyak 1 milyar dolar setahun. Malah bisa dikatakan Viagra adalah mesin uang untuk Pfizer. Bayangkan, betapa luar biasanya akhir perjalanan panjang penelitian Viagra sejak 1985. Jika saja Viagra pada waktu itu berhasil didisain sebagai obat darah tinggi dan jantung, mungkin angka penjualannya akan biasa-biasa saja.
Kini kisah penemuan Viagra kerap diangkat menjadi contoh kasus inspiratif di kuliah-kuliah kimia dan farmasi, tentang penemuan yang terjadi secara tidak sengaja (serendipity). Saya percaya inspirasi kisah Viagra juga berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita kecewa dengan sesuatu yang tidak sesuai harapan, bisa jadi ia justru merupakan sesuatu yang luar biasa.